Sabtu, 12 Mei 2012

PENGOLAHAN TANAH PRIMER

Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami. Pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa saling tumpang tindih). Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder biasanya didasarkan pada kedalaman pengolahan serta hasil olahannya. Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar, sedangkan pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata (siap untuk ditanami) (Pak Tas, 2008).
Peralatan yang digunakan oleh petani pada pengolahan tanah primer adalah untuk memotong, memecah dan membalik tanah sampai kedelaman dari 15 sampai 91 cm. Alat-alat tersebut yaitu :
1.    Bajak Singkal (Mold Board Plow)
Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong dan membalik tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : singkal (molg board), pisau (share) dan penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam). Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh gambar disamping:

2.    Bajak Piringan (Disk Plow)
Bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan kondisi yang sulit bagi bajak singkal. Piringan dari bajak ini pada saat beroperasi dapat menggelinding dan berputar, sehingga bukan telapak bajak yang harus meluncur sehingga diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draff) yang terjadi. Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Gambar disamping menunjukkan piringan bajak.
Keuntungan menggunakan bajak piringan yaitu :
ü  Dapat bekerja di tanah keras dan kering
ü  Dapat untuk tanah-tanah yang lengket dan berdebu
ü  Dapat untuk tanah-tanah yang kasar, berbatu dan banyak perakaran
ü  Dapat untuk tanah-tanah yang gambut dan berseresah tebal
ü  Dapat untuk pembajakan yang dalam
(Wijanto, 1996).

3.    Bajak Rotary
Alat pengolah tanah yang terdiri dari beberapa pisau yang tertaut pada poros yang berputar dari sumber tenaga traktor atau disambungkan dengan sumber daya putar dari traktor (PTO), berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan atau bongkahan tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak piringan dimana lebar poros menentukan lebar pengolahan tanah (Badan Standardisasi Nasional, 2009).
Pengolahan Tanah kedua dilakukan setelah pembajakan, istilah pengolahan tanah kedua atau pengolahan tanah sekunder diartikan sebagai pengadukan tanah sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam. Alat-alat pengolah tanah kedua meliputi:

1.    Garu (Harrow)
Merupakan peralatan yang dipergunakan untuk meratakan tanah, memecah bongkahan tanah, mengaduk tanah dan mencegah serta membinasakan gulma, dan sering juga dipergunakan untuk menutup biji. Berikut merupakan macam-macam garu, yaitu:
·         Garu Piringan (Disk Harrow)
Garu piringan yang digunakan sebelum pembajakan untuk memotong sisa tanaman yang tertinggal dipermukaan tanah dan menggemburkan tanah lapisan atas sehingga paliran akan membentuk hubungan yang lebih baik dengan tapak paliran sehingga mencegah terbentuknya ruang-ruang udara saat paliran dibalik. Penggunaan setelah pembajakan untuk menggemburkan tanah dan menempatkan tanah dalam keadaan yang lebih baik bagi benih. Tujuan lain adalah :
ü  Menyiapkan lahan dalam keadaan siap tanam
ü  Pendangiran tanah
ü  Pemberaan
ü  Menutup biji yang disebarkan dengan tanah.
(Dian, 2010).
Pembajakan yang baik terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan paliran yang bersih bulat seragam. Pembajakan memiliki peran penting dalam pengolahan tanah, sehingga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
Ø  Puncak paliran (furrow) sedikit bergerigi.
Ø  Tanah harus digemburkan dengan sempurna dari puncak sampai dasar paliran.
Ø  Masing-masing paliran harus lurus dari ujung ke ujung lahan yang rata.
Ø  Setiap paliran balik sedikit lebih tinggi dan segala macam seresah tertimbun dengan sempurna.
Ø  Garis besar paliran harus pada satu titik tanpa patahan dan cekungan.
Ø  Semua seresah harus terbenam empurna di sudut kanan paliran yang lebih rendah.
Ø  Paliran haris sepenuhnya seragam.
Ø  Kedalaman semua paliran harus sama, yang berlanjut dengan kedalaman yang seragam.
Ø  Alur buntu harus bebas dari semua seresah.
Ø  Jalur yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan di antara paliran dalam pembajakan menurut kontur (garis tinggi)
(Dahono, 1997).
            Perbedaan pengolahan tanah modern dengan pengolahan tanah sederhana adalah pada alat-alat yang digunakan. Pengolahan tanah modern menggunakan perlatan modern, seperti traktor sebagai tenaga penggerak bajak. Akan tetapi pengolahan tanah sederhana, masih menggunakan tenaga penggerak dari hewan, seperti kerbau, sapi, atau hewan ternak lainnya dalam pengolahan tanahnya. Sehingga, akan lebih baik menggunakan cara pengolahan tanah modern, karena memiliki banyak keuntungan, diantaranya adalah proses pengolahan tanah lebih cepat diselesaikan karena menggunakan tenaga mesin.

Sumber :
 
Badan Standardisasi Nasional, 2009. Traktor Roda Dua-Unjuk Kerja dan Cara Uji. http://pphp.deptan.go.id/download/layanan_informasi/mutu_dan_standarisasi/sni-sni_tanaman_pangan/31146_sni_0738-2010.pdf. Diakses pada 18 April 2012.
Dahono, 1997. Pengolahan Tanah dengan Traktor Tangan. Jakarta: Bagian
Proyek Pendidikan Kejuruan Teknik IV
Dian, 2010. Alat dan Mesin Pengolah Tanah. http://dianberkata.blogspot.com/2010/05/alat-dan-mesin-pengolahan-tanah.html. Diakses pada tanggal 18 April 2012.
Pak Tas, 2008. Pengantar Mata Kuliah Mesin Peralatan Pertanian. http://teknoperta.wordpress.com/2008/09/18/pengantar-mk-mesin-peralatan-pertanian-2/. Diakses pada tanggal 18 April 2012.
Wijanto, 1996. Memilih, Merawat, dan Menggunakan Traktor Tangan. Jakarta: Penebar Swadaya.